Senin, 12 Desember 2011

Membangun Bangunan Ramah Lingkungan

Mendirikan Bangunan yang Ramah Lingkunga

Mendirikan bangunan ramah lingkungan antara lain menerapkan 3 R ( Reuse, Reduce, Recycle). Operasional bangunan yang mendukung penghematan energi, di antaranya penerapan teknologi daur ulang (recycled), penggunaan kembali (reused), dan reinvestasi terhadap bahan baku yang sudah tidak bisa didaur ulang.

Pada skala bisnis, properti ramah lingkungan di antaranya tecermin dalam desain bangunan, kemampuan mengurangi eksploitasi sumber daya alam, emisi gas karbon, penghematan air dan listrik, serta penggunaan energi terbarukan. Dalam tataran ideal, penerapan konsep properti ramah lingkungan dimulai dengan pemilihan material bangunan. Pemakaian bahan bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi hingga kini masih terus dipelajari dengan mengeksplorasi kearifan lokal.

Di Indonesia, trend go green atau bangunan yang bersandar pada 3 R belum marak menghinggapi ranah industri property. Bahkan, belum ada ketentuan tentang kriteria bangunan ramah lingkungan serta rambu-rambu tata ruang daerah yang menopang pengembangan permukiman dan perkantoran ramah lingkungan. Minimnya paradigma ecoproperty membuat pengembangan properti ramah lingkungan di Indonesia masih sebatas klaim pengembang. Jikapun sudah mulai, konsep itu cenderung diterjemahkan secara parsial ke fisik bangunan, yakni besaran ruang terbuka hijau, tinggi bangunan, dan garis sempadan.

Saat ini semakin banyak pembangunan properti dengan konsep hijau dan mendapat respons positif dari masyarakat. Namun, paradigma konsep hijau masih berbeda-beda karena belum ada aturan yang jelas mengenai kriteria properti ramah lingkungan.

Kendati berbagai dukungan infrastruktur dan material ramah lingkungan yang terbatas atau mahal, jajaran KencanaOnline.Com berketetapan hati untuk mendirikan bangunan yang memenuhi prinsip-prinsip 3 R. Sebagian material diupayakan menggunakan kembali ( bekas dan layak pakai) yang didaur ulang, diperbanyak menggunakan material alam secara alami tanpa perobahan bentuk oleh pekerja konstruksi, membuat desain talang air guna dipanen ( rain harvesting), air hujan di daur ulang menjadi kolam ikan dengan limpasan direspkan ke sumur resapan, mendirikan fasilitas pengolahan sampah menjadi biogas sebagai sumber energi, serta desain ruang dengan bukaan angin dan cahaya maksimal guna mengurangi pemakaian listrik. 

SUMBER :  KencanaOnline.Com 
                    http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10150537550008275.479759.370621588274&type=1

Memadukan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan


Memadukan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

ISU pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan buana, perubahan iklim secara ekstrem, dan degradasi kualitas lingkungan.

Belum usai berbenah menata lingkungan, krisis ekonomi global kembali menggoyang sendi-sendi kehidupan kota dan kita, termasuk sektor properti. Krisis yang datang beruntun dan bertubi-tubi seharusnya sanggup menggugah kesadaran kita.

Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan solusi. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Bak ibarat tubuh, kita perlu melakukan diet mengurangi kadar kolesterol dalam bangunan dan menjadikan bangunan lebih langsing dan segar yang dapat menyehatkan diri sendiri (kantong tabungan, bangunan, penghuni) dan lingkungan (warga, kota) serta menghindari stroke komplikasi sosial. Untuk itu, kita perlu mengenali pokok-pokok permasalahan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan.

Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product).

Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.

Seberapa besar bangunan (rumah, gedung) yang akan dibangun? Cukup adalah cukup. Volume bangunan dijaga agar biaya pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan terkendali dan lebih hemat.

Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

Pemanfaatan energi alternatif

Untuk menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi, mempertahankan suhu AC di 25ยบ C, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan (bukan posisi stand-by).

Penghuni diajak memanfaatkan energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan listrik yang murah dan praktis, serta ditunjang pengembangan teknologi energi tenaga surya, angin, atau biogas untuk bangunan rumah/ gedung.

Penggunaan material lokal justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi, angkutan). Kreativitas desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan lokal menjadi lebih menarik, keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari tempat sekitar. Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding, dinding dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak kalah bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja, serta lantai keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada dekoratif bangunan juga memberikan nilai tambah tersendiri.

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.

Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk ruang hijau untuk bernapas dan menyerap air. Keseluruhan atau sebagian atap bangunan dikembalikan sebagai ruang hijau pengganti lahan yang dipakai massa bangunan di bagian bawahnya. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan dinding dijalari tanaman rambat (green wall) agar suhu udara di luar dan dalam turun, pencemaran berkurang, dan ruang hijau bertambah.

Pemanasan bumi

Keberadaan taman dan pohon penting dalam mengantisipasi pemanasan bumi. Ruang dalam bangunan diisi tanaman pot. Ruang hijau diolah menjadi kebun sayuran dan apotek hidup serta ditanami pohon buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Penghuni dapat memelihara dan melindungi pohon dengan mengadopsi dan menjadi orangtua angkat pohon-pohon besar yang ada di depan jalan depan bangunan (rumah, gedung) kita.

Idealnya, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sebesar 30 persen. Dengan banyaknya bangunan beton, jalan aspal, dan minim ruang terbuka hijau, kota (seperti Jakarta) hanya mampu menyerap 9 persen air hujan. Maka, saat musim hujan kebanjiran, musim panas kekeringan. Sementara konsumsi air dari PDAM hanya 47 persen, sedangkan air tanah mencapai 53 persen.

Bangunan harus mulai mengurangi pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan mengisi kembali air tanah (recharge) dengan sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan/atau lubang resapan biopori (10 sentimeter x 1 meter).

Semua air limbah dimasukkan ke dalam sumur resapan air dengan pengolahan konvensional supaya tidak harus terlalu bergantung kepada sistem lingkungan yang ada. Cara hemat penggunaan air adalah tutup keran bila tidak diperlukan, jangan biarkan air keran menetes, hemat air saat cuci tangan dan cuci gelas/piring, pilih dual flush untuk toilet, selalu habiskan air yang Anda minum.

Dalam mengolah budaya sampah, bangunan menyediakan tempat pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya. Penghuni diajak mengurangi (reduce) pemakaian barang sulit terurai. Sampah anorganik dipilah dan digunakan ulang atau dijual ke pemulung. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman kebun. Tidak ada sampah yang terbuang (zero waste).

Menurut WHO (2006), 70 persen polusi di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor. Menanam 5 pohon hanya mampu menyerap emisi CO2 yang dikeluarkan oleh 1 mobil! Dan, emisi per orang untuk menempuh tiap kilometer perjalanan dengan mobil pribadi adalah 15 kali bus. Kita perlu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke alat transportasi publik ramah lingkungan, car pooling, ajak rekan-rekan searah, eco-driving. Beruntung jika bangunan dekat sekolah, pasar, atau kantor, kita cukup naik sepeda atau berjalan kaki.

Kita dapat menerapkan sistem manajemen lingkungan mulai dari rumah, sekolah, hingga kantor secara praktis dan sederhana untuk membantu dan mendukung terwujudnya bangunan hemat energi dan ramah lingkungan, menginspirasi penghuni dalam menerapkan kebiasaan ramah lingkungan, membantu menekan biaya rumah tangga, mengurangi konsumsi sumber daya alam, mempromosikan praktik lestari melalui peningkatan kesadartahuan penghuni, mempromosikan cara-cara mitigasi perubahan iklim lewat penghematan energi dan pemakaian energi terbarukan.



SUMBER : Kompas.com, Kamis, 23 Oktober 2008 | 10:16 WIB
NIRWONO JOGA Arsitek Lanskap

Sabtu, 10 Desember 2011

RUANG TERBUKA KOTA


Suasana Alun-alun Bandung, yang disesaki PKL. Keterbatasan pemerintah mengangkat ekonomi rakyat kecil, membuat toleransi itu terpaksa diberikan. Rasanya sudah hafal, di mana ada keramaian, di situ ada pedagang asongan dan kaki lima. Kota manusiawi memang memberi ruang bagi mereka, semisal jalan yang friendly untuk gerobak lewat atau pedagang pikul. Hanya terpikir, bagaimana penataan yang lebih baik, sehingga estetika kota tidak dikorbankan ?
 
PENATAAN RUANG adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang. Di DKI Jakarta, pelaksanaannya dilakukan oleh gubernur dengan memperhatikan pertimbangan departemen, lembaga dan badan pemerintah, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah sekitarnya, sesuai ketentuan UU. Tujuannya untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sebagai sarana pengamanan lingkungan, menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat. Manfaat  penyediaan ruang terbuka hijau adalah menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan polusi dan mewujudkan keserasian lingkungan.
Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) kota bermanfaat mengisi hijau tumbuhan dan pemanfaatannya bagi kegiatan masyarakat. Berdasarkan tata letaknya, RTH kota bisa berwujud ruang terbuka kawasan pantai ( coastal open space ), dataran banjir sungai ( river flood plain ), ruang terbuka pengaman jalan bebas hambatan ( greenways ) dan ruang terbuka pengaman kawasan bahaya kecelakaan di ujung landasan bandar udara. Menurut Dinas Tata Kota, RTH kota meliputi ;
  • RTH makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota dan landasan pengaman bandar udara.
  • RTH medium, seperti kawasan area pertamanan ( city park ), sarana olahraga, pemakaman umum.
  • RTH mikro, yaitu lahan terbuka yang ada di setiap kawasan permukiman yang disediakan dalam fasilitas umum seperti taman bermain ( play ground ), taman lingkungan ( community park ) dan lapangan olahraga.
Secara sistem, RTH kota adalah bagian kota yang tidak terbangun, yang berfungsi menunjang keamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam. Umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear atau koridor dan ruang pulau atau oasis ( Spreigen, 1965 ). Atau path sebagai jalur pergerakan dan room sebagai tempat istirahat, kegiatan atau tujuan ( Krier, 1975 ). Dapat berbentuk buatan manusia dan alam yang terjadi akibat teknologi, seperti koridor jalan dan pejalan kaki, bangunan tunggal dan majemuk, hutan kota, aliran sungai, dan daerah alamiah yang telah ada sebelumnya. Ringkasnya, totalitas kesatuan yang memiliki keterkaitan dan dapat digunakan sebagai sistem orientasi.

Menurut Ian C.Laurie, ruang terbuka dalam lingkungan alam dan manusia dikelompokkan sbb ;
  • Ruang terbuka sebagai sumber produksi ( daerah hutan, pertanian, produksi mineral, peternakan, perairan ( reservoir, energi ), daerah perikanan, dsb ).
  • Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia ( cagar alam, cagar budaya, suaka margasatwa, taman nasional, dll ).
  • Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan ( melindungi kualitas air tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah, mempertahankan dan memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi dan taman lingkungan ).
Menurut kegiatannya, ruang terbuka terbagi dua ;
  • Ruang terbuka aktif, mempunyai unsur kegiatan di dalamnya, seperti bermain, berolahraga, jalan2. Ruang ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.
  • Ruang terbuka pasif, tak digunakan untuk berkegiatan, lebih berfungsi ekologis dan pengindah visual, seperti penghijauan tepi jalan, penghijauan bantaran kereta api, sungai, atau daerah alami.
Menurut Rob Rimer ( Urban Space ), secara garis besar, ruang terbuka berbentuk ;
  • Memanjang ( koridor ), umumnya memiliki batas pada sisinya, seperti jalan, sungai, dsb.
  • Membulat, umumnya mempunyai batas pada sekelilingnya, seperti  lapangan upacara, area rekreasi, lapangan olahraga.
Menurut sifatnya, ruang terbuka terdiri dari ;
  • Ruang terbuka lingkungan, bersifat umum, terdapat di suatu lingkungan.
  • Ruang terbuka antar bangunan, terbentuk oleh massa bangunan, bersifat umum atau pribadi, tergantung fungsi bangunan.
Ruang terbuka, fungsi sosialnya antara lain ;
  • Tempat bermain dan olahraga
  • Tempat bersosialisasi
  • Tempat peralihan dan menunggu
  • Tempat mendapatkan udara segar.
  • Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya.
  • Pembatas di antara massa bangunan.
  • Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan.
  • Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan lingkungan.
Fungsi ekologisnya, antara lain ;
  • Penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.
  • Menyerap air hujan.
  • Pengendali banjir dan pengatur tata air.
  • Memelihara ekosistem tertentu, melindungi plasma nutfah
  • Pelembut arsitektur bangunan.
Instruksi Mendagri no.14 tahun 1988, penataan RTH di wilayah perkotaan bertujuan ;
  • Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan.
  • Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan rakyat.
RTH bagi pengembangan kota berperan sbb ;
  • Sebagai alat pengukur iklim amplitudo ( klimatologis ). Penghijauan memperkecil amplitudo variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk.
  • Penyaring udara kotor ( protektif ). Penghijauan mencegah pencemaran udara berlebihan oleh asap kendaraan, buangan industri, gas beracun, dll. Asap yang mengambang ke udara, melalui proses kimiawi zat hijau daun dapat mengubah karbondioksida ( CO2 ) menjadi oksigen ( O2 ). Juga zat lemas ( N ) dan sulfur ( S ).
  • Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung/ unggas.
  • Sebagai penunjang keindahan ( estetika ). Tanaman memiliki bentuk tekstur dan warna yang menarik, yang dapat menunjang keindahan lingkungan.
  • Mempertinggi kualitas ruang hidup. Dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu emelen2 bangunan yang ada di sekelilingnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompak dan serasi.
Manfaat RTH di wilayah perkotaan, antara lain ;
  • Memberi kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan sebagai paru2 kota.
  • Memberi lingkungan bersih dan sehat bagi penduduk kota.
  • Menghasilkan kayu, daun, bunga dan buah.
  • Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah.
  • Sebagai resapan air, guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan ( banjir ), menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin.
  • Sirkulasi udara dalam kota.
  • Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.
Dalam lanskap, tanaman adalah primadona. Ada seninya, lho.
Elemen lanskap terbagi dua ;
  • Elemen keras ( hard material ) ; perkerasan, bahan statis
  • Elemen lembut ( soft material ) ; tanaman, air.
Bagi arsitek lanskap yang banyak menangani hubungan antara manusia, alam dan teknologi bahan, tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan. Elemen lembut selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya, menyebabkan bentuk, tektur, warna dan ukurannya selalu berubah. Tanaman adalah makhluk yang tumbuh dipengaruhi alam dan tempatnya tumbuh. Tata hijau ( planting design ), sangat penting dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangannya mencakup ; habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan peletakan tanaman.
Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis/ morphologis, sesuai dengan ekologis dan efek visual. Segi botani tanaman, terdiri ;
  • Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam dan tinggi di atas 3 meter.
  • Perdu : batang berkayu, percabangan dekat tanah, berakar dangkal, tinggi 1-3 meter.
  • Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat tanah, berakar dangkal, tinggi 50-100 cm.
  • Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, tinggi 20 – 50 cm.
  • Rerumputan.
Segi ekologis, tanaman dilihat dari tempat hidupnya di ;
  • Dataran rendah
  • Dataran tinggi
  • Lereng
  • Gurun
  • Danau
  • Pantai.
 SUMBER : http://anisavitri.wordpress.com/2010/06/09/ruang-terbuka-hijau-perkotaan-definisi-fungsi-cakupan-manfaatnya/

Cerita Tentang Cinta

Cerita Tentang Cinta

15 Sep Cerita ini gw dapet dari seorang temen di Facebook..

Pernah ada sebuah pulau dimana semua perasaan yang berbeda tinggal bersama.
Kebahagiaan, kesedihan, pengetahuan, dan semua lainnya, termasuk cinta.
Tiba-tiba pada suatu hari terjadi bencana di pulau itu.Pulau itu akan segera tenggelam. Semua perasaan itu pun bersiap untuk menyelamatkan diri. Mereka mempersiapkan kapal dan pergi meninggalkan pulau. Hanya cinta yang tersisa. Ketika semua hampir terlambat, ia meminta bantuan kepada temannya yang lain.
Kekayaan berada di dalam sebuah kapal yang mewah. Cinta bertanya kepadanya, “Kekayaan, bisakah anda membantu saya untuk keluar dari pulau ini?” lalu kekayaan menjawab,”Tidak, karena saya punya terlalu banyak harta di dalam kapal saya. sudah tidak ada lagi tempat untukmu disini”. Dan kekayaan pun pergi meninggalkan Cinta.
Lalu Cinta meminta bantuan kepada kehormatan. Ia menanyakan pertanyaan yang sama. lalu kehormatan menjawab,”Saya tidak dapat membantu Anda, Anda bisa membasahi dan mengotori kapal saya!” jawab kehormatan dengan ketus.
Cinta semakin panik. Lalu kesedihan berlayar di depan cinta. cinta bertanya,”Kesedihan, biarkan aku pergi dengan Anda” Lalu kesedihan menjawab,”Oooh, aku sangat sedih, aku lebih baik ditinggalkan sendirian.”
Keberuntungan juga terus mengemudi. Semua meninggalkan cinta sendirian.
Namun tiba-tiba cinta mendengar sebuah suara: “Ayo, ayo, aku akan mengajakmu!”
Ternyata itu adalah suara seorang pria tua. Cinta begitu bahagia, sangat gembira sampai-sampai ia tidak sadar bahwa ia belum menanyakan nama pria tua itu.Ketika mereka telah sampai di daratan lain dengan selamat, pria tua itu langsung pergi. Cinta menyadari betapa ia berutang budi pada pria tua itu, tapi ia sudah pergi.
Kemudian cinta bertanya kepada pengetahuan,”Siapakah yang telah menyelamatkan saya, yang telah membantu saya?” Lalu pengetahuan menjawab, “Itu adalah waktu”.
“Waktu?” tanya Cinta, “tapi mengapa waktu menyelamatkan saya?”
Pengetahuan tersenyum dengan penuh rahasia lalu ia menjawab:
“ITU SEMUA KARENA HANYA WAKTU YANG BISA MEMAHAMI BETAPA PENTINGNYA CINTA DALAM KEHIDUPAN INI”

SUMBER : http://putrikumalasari.wordpress.com/2011/09/15/cerita-tentang-cinta/

Minggu, 16 Oktober 2011

jenis - jenis pondasi


A.pondasi
  Pada pembahasan mengenai pondasi sebelumnya kita mengenal beberapa jenis pondasi yang biasa digunakan. Pondasi bangunan terdiri dari beberapa jenis seperti
1. Pondasi Langsung (STAHL)
Pondasi langsung (Stahl) termasuk pondasi dangkal yang dipakai pada kondisi tanah baik dengan kedalaman tanah ± 1.5 m. Bahan bangunan yang sering digunakan adalah batu kali, batu gunung, atau beton tumbuk.
2. Pondasi Foot Plat (Telapak)
Pondasi Telapak digunakan untuk kondisi tanah yang stabil dan baik dengan sigma 1.5-2 kg/cm². Bangunan gedung dengan tinggi 2-4 lantai biasanya menggunakan pondasi jenis ini. Bahan yang banyak dipakai untuk podasi telapak adalah beton bertulang. Dimensi pondasi ditentukan dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
3. Pondasi Sumuran
Tanah yang labil dengan sigma < 1,50 kg/cm2 Seperti bekas tanah timbunan sampah dan lokasi tanah yang berlumpur biasanya menggunakan pondasi sumuran.
4. Pondasi Merata (Slab Foundation)
Pondasi merata digunakan pada kondisi tanah sangat lembek (lunak) dan pondasi lantai bawah tanah/bassment suatu bangunan gedung.
a. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bambu, kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
  • Pondasi Tiang Pancang Kayu
Rumah panggung dan juga rumah-rumah nelayan yang ada dipinggir sungai atau rawa biasanya menggunakan pondasi pancang kayu untuk menopang beban rumah.
  • Pondasi Tiang Pancang Beton
Pondasi tiang beton digunakan untuk bangunan tinggi (high rise building) dengan pelaksanaan sebagai berikut :
  1. Melakukan test untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi panjang tiang pancang sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
  2. Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang.
  3. Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang.
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi tiang pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton sistem fabrikasi.

sumber : http://hendri666.blogspot.com/2010/03/pondasi.html?zx=548fca10d0f0ed1

Minggu, 09 Oktober 2011

Arsitektur Ramah Lingkungan


Arsitektur Ramah Lingkungan
Dasar Pemikiran
Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi tren dunia, terutama bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan.
Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya.
Green architecture didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan.
Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) adalah praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Praktek ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan. Tujuan umumnya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam oleh:

* Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lain
* Kesehatan penghuni Melindungi dan meningkatkan produktivitas karyawan
* Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan
Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.
Bentuk arsitek design bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitarnya seperti membuat taman di lingkungan rumah dan gedung selain itu kurangi jumlah penggunaan kaca pada rumah atau bangunan gedung kantor. Untuk desain interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi pengunaan listrik yang sangat berlebihan, selain itu gunakan bahan bahan seperti kayu, dan kurangin penggunaan kaca dan lampu atau interior lainnya yang menggandung bahan kaca. Sedangkan pada desain eksteriornya, dengan menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbahaya dan diganti dengan yang ramah lingkungan, dengan memperbanyak taman hijau dan taman yang memang di butuhkan untuk mengatur keseimbang lingkungan sekitar.
Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
Pemilihan material yang ramah lingkungan dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston. Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga baik building interior maupun eksteriornya tetap berkualitas.Bahan baku building interior design maupun eksteriornya yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.
Konstruksi design bangunan yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya. Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.

Contoh Bangunan
Perpustakaan UI yang Ramah Lingkungan
perancangan bangunan perpustakaan UI
perancangan bangunan perpustakaan UI
analisa site perpustakaan
analisa site perpustakaan








Lokasi                         : Universitas Indonesia
Luas bangunan       : 30.000m2 atau 3 hektar
Jumlah lantai          : 8 lantai
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.
Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.
Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
Konstruksi
  • Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
  • Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
  • Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
  • Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
  • Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
  • Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
  • Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
  • Terdiri delapan lantai,
    • Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
    • Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
    • Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
  • Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
  • Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.
Finishing Bahan Bangunan
  • Interior menggunakan batu paliman palemo.
  • Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.
Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Batuan ini diperoleh dari Sukabumi.
Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.
KESIMPULAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI BANGUNAN PERPUSTAKAAN UI
a. Keuntungan
  • Diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Dengan koleksi buku di dalamnya sebanyak 3-5 juta judul buku. Dan dilengkapi pula dengan sistem IT mutakhir sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
  • penggunaan sirkulasi udara alam maksimal, karena interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void.
  • Guna memenuhi standar ramah lingkungan, limbah air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan, dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan.
  • Bahan matrial bangunan untuk eksterior dan interior dari batuan (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Sehingga dapat meminimalisir pengeluaran pembiayaan.
  • Adanya pendingin suhu ruangan yang alami, yang timbul dari, punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan.
  • Terdapat system penerangan alami dari cahaya matari yang di dapat dari tembusan cahaya yg datang menembus kaca yang terletak di antara punggung rerumputan.
b. Kerugian
  • Memakan biaya yang cukup besar untuk membangun bangunan perpustakaan di area 3 hektar.
Walaupun dari kerugian biaya yang dikeluarkan cukup besar, namun dapat memberikan dampak atau pengaruh baik yang cukup besar pada lingkungan, karena biaya yang dikeluarkan hanya dalam proses pembangunan saja, tidak untuk perawatan bangunan setelah selesai, karena dampak atau keuntungan yang diperoleh sangat banyak, seperti tidak memerlukan lagi pendingin buatan (ac atau kipas angin) dan cahaya penerangan yang cukup, serta keuntungan-keuntungan lainnya.
Semakin bangunan itu ramah terhadap lingkungan maka semakin awet pula  bangunan itu berdiri. Pasalnya, bangunan yang tahan lama tidak membutuhkan banyak perbaikan atau renovasi besar-besaran.

sumber…
http://blogarsitektur.blogspot.com/2010/10/solusi-bangunan-ramah-lingkungan.html
http://rumahpengetahuan.web.id/universitas-indonesia-bangun-perpustakaan-raksasa-yang-ramah-lingkungan/
http://akuinginhijau.org/2007/08/25/green-building-untuk-iklim-mikro-bangunan-ramah-lingkungan-syaratkan-efisiensi/
http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Berita/Properti/Ada-Tujuh-Kategori-Bangunan-Ramah-Lingkungan
http://ismiy.wordpress.com/2010/10/20/bangunan-arsitektur-ramah-lingkungan-4/

Rumah Ramah lingkungan


Isu pemanasan global saat ini menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Saat ini suhu terasa semakin panas. Temperatur udara meningkat. Es di kutub mencair. Salju di puncak gunung meleleh, akibatnya permukaan air laut naik, banjir pasang pun terjadi. Pantai akan semakin menjorok ke daratan.
Mengerikan…
Sebenarnya pemanasan ini timbul akibat ulah manusia juga. Penggunaan elektronika penghasil panas yang berlebihan. Pemakaian AC sepanjang hari, pemakaian kendaran bermotor secara masal, hingga pemakaian kantong plastik yang dalam pembuatannya memakan energi yang memakan banyak energi.
Salah satu kepedulian terhadap pemanasan global ini adalah penemuan material-material yang ramah lingkungan, penggunaan produk yang hemat energi dan dalam dunia arsitektur adalah penggunaan rumah ramah lingkungan.
Jika kita ingin memiliki rumah yang memiliki udara sehat, pencahayaan alami yang cukup, kita bisa mendesain rumah seperti salah satu dibawah ini:
Bagaimana rumah ramah lingkungan itu? pada dasarnya rumah ramah lingkungan menerapkan konsep rumah hemat energi. Banyak memanfaatkan pengudaraan alami dan pencahayaan alami. Desain rumah sedemikian rupa sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada AC dan lampu.
Dalam memanfaatkan cahaya matahari, yang diperlukan adalah “terang” nya sedangkan “panas” nya dihindari. Salah satu caranya adalah memanfaatkan arah timur/barat/ atau utara/selatan. Jendela harus berkanopi dengan sehingga terpaan langsung cahaya matahari dapat diminimalkan.
Faktor-faktor yang mendukung sebuah rumah menjadi rumah ramah lingkungan antara lain:
1. Rangka atap baja ringan
Penggunaan baja ringan ini sebagai jawaban atas semakin menipisnya jumlah kayu hutan kita. Baja ringan lebih efektif dalam aplikasi atap. Pengerjaannya lebih efisien dalam waktu, dan lebih presisi karena buatan pabrik.
2. kusen, daun jendela, pintu menggunakan alumunium/ PVC/ UPVC
3. Plafond menggunakan gypsum dan rangka besi holow
4. Atap tinggi
Hal ini bermanfaat untuk sirkulasi udara yang berada di dalam rumah.
5. Tritisan lebar
6. Banyak bukaan
7. Plafond tinggi
8. Kanopi tiap jendela
9. Luas bangunan sebaiknya tidak lebih dari 60% luas lahan
Perbandingan antara luas bangunan dengan lahan hijau idealnya adalah 60-40. Yang mana fungsi taman tidak hanya sekedar mempercantik penampilan rumah, tetapi juga sebagai daerah resapan air hujan. Agar taman dapat dengan mudah menyerap air hujan, caranya tidak hanya dengan tanaman ,tetapi juga memberi pori-pori tanah dengan cara melubangi. Selain sebagai resapan, taman juga berfungsi sebagai penyaring kebisingan dan debu. Tentu rumah akan menjadi sehat jika minim debu.

nb.
Sumber berita diperoleh dari beberapa majalah dan internet yang saya catat di buku harian bulan januari 2008.
>> intinya saya lupa nama majalah dan alamat web nya. Tapi bisa dipertanggungjawabkan. hehehe
Seuai dengan rikwes,,saya akan memberi contoh-contoh bangunan ramah lingkungan. Untuk rumah ramah lingkungan dapat diadaptasi dari kriteria-kriteria yang tersebut diatas. Yang membanggakan, saat ini global warming dalam arsitektur telah menjadi tema hunian 2008 oleh banyak pengembang realestate. Jadi untuk referensi, datang saja ke pameran perumahan, ambil brosur sebanyak-banyaknya, dan desain rumah sesuai dengan yang kita inginkan.
 Disini saya ingin menampilkan desain yang membuat saya berpikir ” inilah gunanya otak dan hati”. hehehe
Gambar-gambar ini saya ambil dari internet, jadi saya juga menyertakan link nya.
Zoro house, rumah canggih yang ramah lingkungan


Perl River Tower

Rumah Baja

Salah seorang arsitek yang menginspirasi saya juga membahas tentang perlunya menjaga keseimbangan antara ekologi dalam kondisi saat ini. Arsitek Gramedia Expo yang juga dosen urban design ITB ini selalu mengadaptasi ekologi dalam desainnya. Ini yang membuat saya mengagumi beliau.
sumber :http://risdania.wordpress.com/2008/04/09/rumah-ramah-lingkungan/

Minggu, 15 Mei 2011

asal mula kota bekasi


Jika ditanyakan kepada penduduk Bekasi, mungkin banyak diantaranya yang tidak tahu asal mula nama kota yang mereka tempati. Jika penduduk asli saja bingung, apalagi dengan penduduk pendatang dan para tamu yang datang berkunjung. Pernah ada anekdot yang mengatakan bahwa nama lain kota Bekasi adalah kota Mantani. Apa alasannya ? Karena Bekas = Mantan, maka Bekasi = Mantani :D. Tentu saja anekdot ini perlu diluruskan karena berimplikasi kurang baik pada kebanggaan masyarakat Bekasi.

Sejarah asal mula nama Bekasi yang paling populer adalah terkait dengan masa Pemerintahan kerajaan Tarumanegara dengan rajanya yang terkenal, Purnawarman.
Pada masa pemerintahannya, Purnawarman membangun saluran irigasi yang dikenal sebagai Chandrabaga membentang sejauh 11 km dan melewati daerah Bekasi sekarang ini. Saluran irigasi ini masih bisa dijumpai sekarang dalam bentuk Kali Bekasi. Apa hubungan antara Chandrabaga dengan Bekasi ? Berdasarkan Prasasti Tugu, dan juga berbagai prasasti lainnya pada masa Kerajaan Tarumanegara, kerajaan ini meliputi daerah-daerah Banten, DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, sampai sebelah timur Citarum. Kata chandra dalam Chandrabaga, berarti sasi atau bulan. Dengan demikian, Chandrabhaga sama dengan Kali Bagasasi. Kemudian berubah menjadi Bhagasi, lalu menjadi Bekasi seperti sekarang. (Sumber : Republika)

Versi lain mengatakan bahwa Bekasi berasal dari kata Chandrabaga, kemudian menjadi Bagasasi. Bagasasi adalah Kali untuk berkasih-kasihan (pacaran). Dari kalimat ini menjadi Bakasih untuk kemudian menjadi Bekasi.

Versi yang lain lagi menyatakan Bekasi adalah akronim untuk istilah “Bekas Kandang Besi”.

Dewasa ini, wilayah Bekasi terbagi dua, yaitu kota dan kabupaten. Perbatasan keduanya terletak pada Kecamatan Bekasi Timur (kota) dan Kecamatan Tambun (Kabupaten). Wilayah Kota Bekasi selengkapnya dapat ditemui pada entri Wikipedia. Kota Bekasi umumnya menjadi daerah tempat tinggal, perkantoran dan perdagangan, sedangkan kabupaten Bekasi menjadi kota industri dan pertanian. Beberapa kawasan industri yang terletak di kabupaten Bekasi diantaranya adalah MM2100, EJIP (East Jakarta Industrial Park), Jababeka dan Delta Silicon Industrial Park.


sumber: http://mycityblogging.com/bekasi/2007/07/30/asal-mula-kata-bekasi/

Minggu, 24 April 2011

"seorang arsitek"


Profesi seorang Arsitek Lansekap yang mempunyai ruang lingkup kerja didalam kerangka bidang ilmu Arsitektur Lansekap atau lebih biasa disebut Arsitektur Ruang Hidup bukanlah sekedar suatu ketrampilan yang berkembang dan mempunyai cara-cara yang lazim dalam mengerjakan hal-hal sesuai petunjuk praktis saja. Keprofesian seorang Arsitek Lansekap haruslah selalu mempunyai dasar teoritis dan ilmiah, namun pengetahuan teoritis dan ilmiah yang diperlukan untuk menjadi professional janganlah di kacaukan dengan gejala keahlian yang relatif baru.

Banyak kaum professional Arsitek Lansekap menyatakan bahwa mereka ingin menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk membantu orang lain atau klien, dan untuk melakukan hal tersebut sudah selayaknya mereka memiliki kebebasan untuk me-praktekan keahlian mereka seperti yang mereka anggap baik dan bukan seperti yang dianggap baik oleh klien.

Karena jika klien dapat menolong diri sendiri maka peran dan tanggungjawab seorang arsitek lansekap tidaklah di butuhkan ,namun pada kenyataan bahwa klien dengan sukarela datang kepada professional justru menunjukan bahwa mereka tidak mampu menolong diri sendiri,mereka ingin mendapatkan nasihat dari seorang professional.

Ketidak mampuan klien merupakan fakta dan dari sudut pandang ahli, tidak bijaksana bila membiarkan ahli membuat keputusan baginya. Mungkin lebih baik jika klien belajar menolong dirinya sendiri, tetapi pengetahuan yang mereka butuhkan untuk itu tidak mudah diperoleh, pendidikan formal dan pratek banyak diperlukan untuk menguasai berbagai teknik professional.


Oleh karena itu tak seorang pun klien-pun dapat mengetahui tentang pelayanan apa yang didapatkan sesudah itu,banyak klien tidak senang dengan hasil yang baik, atau malah puas dengan hasil yang buruk. Kadang-kadang klien tidak mengakui atau mengetahui bahwa masalahnya tidak dapat terselesaikan, bahkan dengan bantuan seorang professional. oleh karena itu kepuasan klien atas hasil bukanlah ukuran utama apakah seorang professional telahh bertindak dengan cara yang dapat dipercaya.

Posisi yang ditempati klien bukanlah posisi yang pas untuk menilai kompetensi,kecuali untuk hal-hal yang biasa ;apa yang tampak sebagai kompetensi atau kemampuan yang luar biasa dimata rekan-rekan.

Seorang professional adalah seorang yang telah berikrar. Berikrar telah di mengerti sebagai pengakuan di muka umum untuk menyempurnakan hidupnya sendiri.pada gilirannya menyempurnakan hidup sendiri telah dianggap membutuhkan SCIENTIA (pengetahuan) , scientia merupakan “keinginan atau kesempurnaan yang merupakan hasil penyatuan dari sesuatu yang dapat di mengerti dan kemampuan intelektual.

Sasaran yang dipelajari oleh seorang professional sebagai bagian untuk menyempurnakan hidupnya sendiri adalah ‘sama’ dengan kesehatan klien, keadilan klien, kebaikan klien merupakan sasaran kaum professional. Berbeda dengan keahlian professional yang merupakan pengetahuan yang diterapkan oleh para praktisi untuk melayani sebuah tujuan ,keahlian harus selalu diterapkan untuk melakukan sesuatu didunia ,keahlian orang yang tahu bisa memilih tujuan menurut kesukaannya sendiri, karena itu ia ‘belajar’ atau ‘menjadi ahli’ dengan mendapatkan kemampuan untuk secara konsisten menghasilkan hasil yang di senangi,dengan demikian tingkat tertinggi seorang penembak jitu atau seorang ahli sama-sama terdiri dari keberhasilan dalam melaksanakan tugas secara terus menerus yang ditetapkan pelaku bagi dirinya sendiri.

Kaum professional bertindak atas nama manusia lain atau klien.Oleh karena orang normal biasanya tidak mempercayakan kesehatan, kebebasan atau dananya kepada orang asing. maka harus ada sesuatu pada kaum professional yang membuat dan menjamin klien-klien percaya kepada mereka.

Apakah ini?

Ada 2 jawaban atas pertanyaan ini.Kaum progfesional dianggap agen yang dapat di percaya bagi klien mereka karena
1.Mereka ahli
2.Mereka merupakan pemberi pelayanan yang-demi bayaran dan taat terhadap kehendak para klien.

Pernyataan pertama didukung oleh banyak professional yang berpendapat bahwa pengetahuan dan kecakapan atau pengalaman memungkinkan mereka menemukan dan kemudian melakukan hal yang secara moral benar. Di pihak lain para klien dan siapapun yang memperjuangkan hak-haknya tidak mempercayai kekuasaan para ahli. Agar hubungan professional klien bermoral,maka kaum professional menurut pandangan mereka harus di berdayakan oleh klien agar bertindak demi mereka.
Pemberdayaan ini terjadi bila kedua belah pihak menyepakati syarat dan isi perjanjian pelayanan-dengan-bayaran, yang menetapkan apa yang harus dilakukan oleh kaum professional bagi klien secara rinci.

Seorang profesi Arsitek Lansekap dapat mempergunakan pengetahuannya tentang ekosistem dan bagaimana ekosistem tersebut dalam hidup dalam sebuah ruang berdampingan dengan manusia dan lingkungan untuk meracuni atau mengobati.Atau seorang Arsitek Lansekap menggunakan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menguasai , mengeksploitasi dan meng eksplorasi alam untuk kepentingannya sendiri atau untuk kepentingan Umum.
maka perlu dibutuhkan motivasi kaum profesional menjadi ciri yang menentukan profesionalitasnya.

Ciri profesi. Pekerjaan yang pada awalnya memerlukan pelatihan sifatnya harus intelektual yang menyangkut pengetahuan dan sampai tahap tertentu kesarjanaan, yang berbeda dari sekedar keahlian, sebagaimana terbedakan dari kecakapan semata; pekerjaan itu dikerjakan sebagian besar untuk orang lain, dan bukan hanya demi diri sendiri saja, dan imbalan uang tidak di terima sebagai ukuran keberhasilan.
(Hakim LOUIS BRANDEIS)

Pernyataan Brandeis ini menekankan hubungan yang erat antara profesionalilme dan kesanggupan untuk melayani orang lain. Penekanan brandeis ini tepat karena kesanggupan seperti ini merupakan hal yang sentral bagi kepercayaan.

Jika kita untuk sementara mengartikan kepercayaan sebagai harapan oleh pihak A yang percaya bahwa A akan menjadi penerima kehendak baik pihak B yang dipercaya, maka tindakan B mestinya tidak menimbulkan keraguan mengenai niat baiknya terhadap A.

Jika konsep kepercayaan ini dikembalikan pada hubungan Professional-Klien, seorang professional harus menghindari terciptanya situasi yang memunculkan pertanyaan mengenai apakah mereka pertama-tama melayani klien atau kepentingan ekonomis anggotanya.

Membuktikan niat baik terhadap klien menjadi lebih sulit bila suatu profesi, yang secara intrisik mengejar tujuan, tidak menunjang peningkatan kesejahteraan klien.Bila konflik kepentingan itu ada,maka mempercayai seorang professional bahkan yang tingkat pendidikan sekalipun dengan sendirinya menjadi problematik.

Dengan demikian tampaknya ada hubungan yang erat sekali antara motivasi professional dan kepercayaan klien.

Namun apa tepatnya ciri hubungan ini?

Lagi-lagi rumusan brandeis pantas diperhatikan, kali ini atas kegagalannya dalam menjelaskan dengan tepat mengapa klien harus mempercayai kaum profesional dan memperhatikan nasihat mereka. Orang boleh saja berpendapat, seperti halnya brandeis, bahwa kaum profesional harus menyatakan kesetiaan pada kebaikan agar pantas mendapat kepercayaan.
Namun ungkapan altruisme semata tidak sah secara moral. Banyak orang menyatakan keinginan untuk membantu saya tetapi saya pasti tidak mempercayai mereka tertarik untuk ’ menolong’ saya.

Peringatan ibu yang kerap diulang-ulang agar berhati-hati terhadap orang asing tidak serta merta berhenti menjadi nasihat yang baik pada saat orang membutuhkan bantuan profesional.Dengan demikian kesanggupan altruisme tidak menciptakan atau membenarkan kepercayaan klien;

barangkali gabungan antara keahlian dengan ‘altruisme’ akan menciptakan atau membenarkan kepercayaan klien.

(sumber: Landasan Etika Profesi .1991)

  posted by JOHN F.PAPILAYA
sumber : http://smartlandscape.blogspot.com/2011/02/seberapa-pantas-dipercaya.html

Lepaskan kacamata hijaumu








    Begitu dahsyat dampak dari berita tentang bahayanya ‘global warming’ hingga pada saat ini hampir semua program kegiatan ataupun pembangunan perumahan , mal dan apartemen selalu siap untuk menambahkan kata ‘GREEN’ pada setiap produk ataupun slogan tim pemasaran.bahkan setiap program pemerintah yang berbau lingkungan rasanya tidak afdol jika tidak membubuhkan kata ‘GREEN’ pada setiap cover atau spanduk yang bertebaran disetiap persimpangan jalan.Berbagai kata ‘ GREEN’ bagaikan kata sisipan yang ampuh untuk mendongkrak penjualan sebuah produk yang dianggap akan mampu menunjukan identitas social sebagai kaum modernis yang peduli akan lingkungan.

Segala ketidak mampuan untuk dapat menjaga lingkungan seakan menjadi lebih ‘GREEN’ jika kita selalu bicara tentang green building, green harbor, green wall, green infrastructure, green highways dan segala green yang lain, anda hanya perlu menyisipkan kata ‘GREEN’ di balik sebuah kata benda atau kata sifat maka secara otomatis anda akan terlihat masuk dalam kategori sosok ‘GREENER’, sosok pribadi yang modern,futuristic,mengerti tentang high-tech dan memiliki empati terhadap sesama yang tinggi.

Kata ‘GREEN’ yang seharusnya tidak hanya merupakan kata dengan pengertian harafiah ‘HIJAU’ dimana pada saat pelaksanaannya hanya melakukan Program penanaman kembali atau perlombaan untuk menghijaukan sebuah area dengan berbagai pohon, bukankah untuk hal tersebut kita sudah mengenal kalimat ‘reboisasi’? atau malah yang lebih ekstrim pengertian ‘GREEN’ cukup dengan menempelkan poster pohon-pohon hijau pada setiap pembangunan di ibukota seakan ingin menunjukan bahwa pembangunan yang sedang dilakukan tidak akan berdebu, tidak akan berbau, tidak akan menebang pohon dan pro terhadap lingkungan, meskipun image foto pepohonan hijau pada poster-poster tersebut hasil gebetan dari internet tanpa minta izin dari sang pemilik hak cipta karya foto tersebut.

Apa karena sudah tidak ada lagi area hijau di Indonesia yang dapat difoto untuk dijadikan image milik sendiri ..?

Kata’GREEN’ yang sedang menjadi fenomena salah kaprah di negeri ini merupakan tindakan pembodohan diri sendiri dan masyarakat dalam memberikan arti makna yang terkandung dalam penggunaan kata ‘GREEN’ ,
 

Pesan akan Semangat gerakan untuk Hidup lebih baik di masa depan dan dapat meningkatkan kwalitas kehidupan alam dengan tindakan melakukan tindakan rekayasa konstruksi dengan teknologi secara ekologis menjadi pupus akibat distrosi dari segelintir pihak yang memetik keuntungan sesaat dari gerakan ‘GREEN’ dan memenjarakan semangat ‘GREEN’ dalam kerangkeng kapitalis yang berlebihan.

Semangat ‘ GREEN’ yaitu Gerakan untuk tidak melakukan tindakan pembangunan dengan bercirikan Sikap Antropsentris, dimana Manusia menjadi penentu dengan menggunakan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menguasai , mengeksploitasi dan meng eksplorasi alam untuk kepentingannya sendiri. Dan sebagai akibatnya pada masa yang serba modern ini, sikap anthropocentris merajalela yang tanpa disadari telah menyebabkan kehancuran dalam diri alam semesta.

Fenomena perubahan iklim global ( global climate change) telah menjadi babak baru dan menimbulkan kesadaran baru umat manusia mengenai betapa mendesaknya agenda aksi yang pro-lingkungan hidup.

Untuk itu diperlukan cara pandang baru yang benar-benar dapat memperbaiki hubungan antara manusia dan alam yang bersifat eksploitatif dan tidak seimbang ini. Manusia bukanlah pusat penentu yang menjadi subjek kekuasaan dan memiliki hak-hak asasi akan tetapi alam semesta juga demikian,alam mempunyai hak-hak dasar untuk tidak dirusak dan di ganggu keseimbangannya, daya dukung alam untuk kehidupan manusia dari generasi generasi harus dijaga keberlangsungannya sepanjang masa.inilah pokok dotrin “SUSTAINABLE DEVELOPMENT ”.

Bermasyarakatnya mahluk hidup tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi hewan dan tumbuhan juga membentuk dan memiliki masyarakat antar jenisnya atau kadang bermasyarakat dengan lain jenisnya. (chafid fandeli dan muhamad prinsip dasar mengkonservasi lanskap, 2009)

Maka,

Lepaskan kacamata Hijau-mu……







  posted by JOHN F.PAPILAYA
http://smartlandscape.blogspot.com/2011/02/lepaskan-kacamata-hijaumu.html

manfaat Rumah bagi manusia

Rumah adalah dermaga tempat berlabuh para penghuninya.

Rumah dan Taman merupakan reinterprestasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya.
Rumah adalah tempat hunian kita beristrirahat,bersosialisasi,berkeluarga… berharmonisasi bagi seluruh penghuninya.

Taman atau pekarangan merupakan cermin energi alam.
Dan energi adalah sumber kehidupan.
Oleh karena itu jika,Rumah dan pekarangan dirancang sebagai satu kesatuan yang harmonis,akan memberikan energi kehidupan bagi penghuninya.
sumber : http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090813220408AABPqXY

Sabtu, 23 April 2011

Arti Rumah dalam Status Sosial

Rumah dalam arti umum merupakan suatu bangunan yang dijadikan tempat tinggal manusia selama jangka waktu tertentu, yang berfungsi untuk melindungi kita dari panasnya matahari, hujan dan angin. Rumah juga salah satu tempat di mana kita menjalankan segala aktivitas seperti makan, tidur, belajar, berkumpul dengan keluarga dan lain-lain. Sebagus atau seburuk apapun rumah kita, kita akan merasa nyaman apabila berada di rumah kita sendiri bukan? Rumah sudah seperti istana kita sendiri dimana kita bisa melakukan hal-hal yang belum tentu bisa kita lakukan di tempat lain. Sebagian besar manusia juga memandang rumah dalam fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan sosial budayanya dalam masyarakat.
Pengertian status sosial sendiri adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Dalam struktur masyarakat, orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan di tempatkan lebih tinggi di bandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Bangunan rumah orang-orang yang tergolong dalam kelas menengah keatas dan menengah kebawah pasti mempunyai perbedaan. Contohnya rumah para pejabat tinggi dengan rumah karyawan biasa. Dari contoh tersebut bisa kita simpulkan bahwa keadaan ekonomi dapat mempengaruhi status sosial seseorang dalam masyarakat sekitar.

sumber :http://abaslessy.wordpress.com/2010/10/19/fungsi-rumah-dalam-status-sosial-masyarakat-sekitar/

Fungsi Rumah Dalam sosial masyarakat umum

Rumah sangat penting bagi masyarakat karena rumah sebagai tempat huni,berteduh,dan berlindung.Begitu juga dengan "Fungsi Rumah Dalam Status Sosial Masyarakat" fungsi rumah juga ada bermacam2 ada yang berfungsi sebagai sekolah,rumah sakit,tempat usaha,Dll itu semua tergantung dari pemilik rumah itu sendiri.
Pengertian status sosial sendiri adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Status sosial ini kemudian menggolongkan masyarakat itu menjadi lapisan-lapisan sosial tertentu seperti status sosial tinggi, menengah, dan rendah. Pembedaan ini disebut stratifikasi sosial yang terjadi karena adanya kelompok-kelompok dan struktur yang berbeda dalam masyarakat. Sebagai anggota kelompok seseorang mempunyai suatu kedudukan tertentu dalam kelompoknya. Kedudukan tersebut merupakan status seseorang di dalam kelompoknya.
sumber : http://difocool.blogspot.com/2011/03/fungsi-rumah-dalam-status-sosial.html

Fungsi Atap Rumah Gadang Dalam Arsitektur Anti Gempa

Arsitektur Bangunan -  Rumah Gadang (rumah adat Minangkabau) yg telah lama dipakai di Sumatera Barat ternyata menunjukkan masyarakat setempat telah lama mengadopsi teknik arsitektur bangunan tahan gempa. Para pakar selama ini mengenal Rumah Gadang merupakan salah satu konstrusi ber arsitektur bangunan tahan gempa.
Demikian kata pakar ilmu arsitektur dari Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Bung Hatta, Dr Eko Alvares, di Padang. Tahan gempa ini karena arsitektur Rumah Gadang memiliki keunikan bentuk pada atap yg menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk. Bentuk badan rumah segi empat dan membesar ke atas (trapesium terbalik).
Eko menambahkan atap Rumah Gadang melengkung tajam seperti bentuk tanduk kerbau yg sisinya melengkung ke dalam. Sedangkan bagian tengahnya rendah seperti perahu dan secara estetika merupakan komposisi yg dinamis. ”Desain arsitektur bangunan seperti ini, menurut para ahli arsitektur bangunan, merupakan konstruksi bangunan tahan gempa,” katanya.
Rumah Minang disebut Rumah Gadang (rumah besar) bukan karena bentuk fisiknya yg besar. Melainkan, itu karena fungsi dari bangunan adat budaya Minangkabau ini.
Di samping sebagai tempat tinggal, Rumah Gadang juga digunakan sebagai tempat musyawarah keluarga. Rumah tersebut juga digunakan untuk tempat mengadakan upacara-upacara, pewarisan nilai-nilai adat, dan reprsentasi budaya matrilineal.
Sebagai tempat tinggal, Rumah Gadang memiliki tata aturan yg unik. Penghuni perempuan, yg telah bersuami, mendapat jatah satu kamar. Perempuan yg paling muda itu mendapat kamar yg paling ujung dan akan pindah ke tengah jika ada perempuan lain atau adiknya yg bersuami.
Sedangkan, perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama pada ujung yg lain. Untuk laki-laki tua, duda, dan bujangan, mereka tidur di surau milik kaumnya masing-masing.
Sumber: republika.co.id
http://irengputih.com/fungsi-atap-rumah-gadang-dalam-arsitektur-anti-gempa/2582/

Sabtu, 02 April 2011

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN BUDAYA DALAM LINGKUP ARSITEKTUR


Secara umum Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya memiliki beberapa unsur :
1. Sistem agama
2. Politik
3. Adat istiadat
4. Bahasa
5. Perkakas
6. Pakaian
7. Bangunan
8. Karya seni.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Disini akan membahas unsur budaya bangunan dan karya seni, atau lebih tepatnya dikatakan sebagai system ARSITEKTUR. Dalam konteks ini bisa diambil dari system rumah adat jawa tengah (joglo).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7VSweHmENEYpM1L8HNatYZguYv4tD5QpI1xwYSFTdTk7rS21LDnusVEi4i6Odcf8Bx63-zUUV70lGhpZaJJicAe6jy-Wz8BmAa6AjcZd0Gbpc4dww8EvPp4rgstHPr4GDXnJQcagZnyT_/s320/index.jpeg




Budaya arsitektur rumah joglo:
- Panggang-pe, yaitu bangunan hanya dengan atap sebelah sisi.
- Kampung, yaitu bangunan dengan atap 2 belah sisi, sebuah bubungan di tengah saja.
- Limasan, yaitu bangunan dengan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan de tengahnya.
- Joglo atau Tikelan, yaitu bangunan dengan Soko Guru dan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan di tengahnya.
- Tajug atau Masjid, yaitu bangunan dengan Soko Guru atap 4 belah sisi, tanpa bubungan, jadi meruncing.

sumber : http://kayukecil.blogspot.com/2011/03/secara-umum-budaya-adalah-suatu-cara.html

Arsitektur sebagai unsur kebudayaan merupakan salah satu bentuk bahasa nonverbal manusia, alat komunikasi manusia nonverbal ini mempunyai nuansa sastrawi dan tidak jauh berbeda dengan sastra verbal. Arsitektur itu sendiri dapat dipahami melalui wacana keindahan, sebab dari sanalah akan muncul karakteristiknya. Dalam naskah kuno sastra jawa dan kitab lontara Bugis dapat ditemukan hubungan relevansi antara lingkungan kehidupan budaya manusia dengan rumah adat yang diciptakannya.

 

Manusia , Budaya dan Arsitek

 

A.     Pengertian Manusia

 

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieIFFbLt2xnUsM6tulgzPeW8XeMncny37UdatzWXKGkVGFpoghpwEkFSnonmrk-cnCJgesOjsMqDiq8EzN0QIf5sJVlEwMHuSHAeQahwAfZi93nUnZwQ7T2TaW6coY24JNkewCBc-N7EN7/s320/350x400-laughing-children.jpg

                  

Sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluh hudup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologimya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

B.     Pengertian Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm-4f_vZeClNlzUnWjiN1Pi762iBsSScBttl6375tbtQKnlyj_nlRzQdAvE0IgVVBim4Rp1tkIrEFdle-hnS8DIzdRyPrLlUVG4J2dN1hzovhj4im2MTJcWFsGsmMjuVETfXbwfh8znig6/s400/indonesia_budaya.jpg

                

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyuYpXTD1mCXhset6PBw3EQv1nxuTF66V3wZjcUH9xa14f4Dc8FptmSrY4DzM1hwi3vw1aRA7DoqfOzP7xccr7YtkkX5SLiZjbOMNCmAxiRezNNrmg8d8Af6JtGEBkjGya44hyphenhyphen_NRphnNq/s400/wayang.jpg

     

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik

 

  1. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

     Contoh Rumah/Bangunan Kebudayaan Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPNFY8VRUOjJhPAGaf03p5Mf_J731fq90zuoK5uadgrDFdLf7dMOIZL8V1eSfrDeYjdyYplgnH1hZcDiT-RbQeqmmWyzafoYNcKayASc-g48KiecfxbYIckYEIhTjv_VhEM-HeuBiNWQXA/s400/sum_minangkabau.jpg

 Rumah Gadang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4UebPy9p_duRpAgrRzh7Afe4uvdLr8kjWTKJSbYqkcQ7HVtz4F_60XtLr9WGFeth2LnquBCP6ALAdKbOeu3dCbOxpNPLbcYcIu88gMHQIY_Oz6vVtf7yt98M62tYPU7R07Zv9Kkc7m4io/s400/detik__DSC3055.JPG

 Rumah Sauraja

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0XlsP8gOvey_oKobhP4NDMX66o-ocJgt8E1ZKuD_ckHw_43el_ZPnphckKmV7pcyd6-fI2m4SJ91qPymH3MmRhCANYVbBIT1QhlcLH2DhwlOdekwSOzbOngMZjWQUDkwVJ8zw2GIPOHH9/s400/Honai+house+Irian+Jaya+Indonesia.jpg

 Rumah Honai

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTQmuNUvJApcPAaY-gUEuOUyKEpnZUVv4igfa0PQ3iw5tMJWFa7FpO-CxI1HOjCKa1F7ywZZOqohAuFJ0hQ1SmHLT49ZNa1uVIYeUOdWTrBf3IePid48Vxd-NIiuRQ9_5ld2wHKHhHx4a0/s400/Rumah+banjar.jpg

 Rumah Banjar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWbFsHvf_1ZYCpJ5yxiVTS3z0GVZ_qc-wnexrGlqG6re87HxY8AbdHwVoWuxmmzzcf9-esHAniFp-V77YZYwVdAmyaLY9xBWava65mymBvbFPRQkRQqSyc09o0ihATpcmSMZ4nJNOo6wpc/s400/rumah-joglo.jpg

 Rumah Joglo

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyy9rYdOVGuJv6EhZj3yxGoSaXYbLlbj9AcADAXig4iJSj_IvutjZqQx2xUnQ0kzlfwC2gFukqTz3d5nbplYiG3j7eE6tUOBUDa1aCbhaicNquZBuuKusTQLfimZapoRabWJyUzeReiaQE/s1600/rumah-sesat.jpg

Rumah Sesat

 

C.                   C.  Pengertian Arsitek

 


Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.

Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi aspek bngunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkunagan binaan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh92LXP8oGaRTYcSV0-jDAOS5gcYfp-z0fy_9RXzbTbX-jaGTFByupiel49JYzgr5IpBTtK3Wv3s5V5BOxQQJ24H3CrQfcrPJDq3Y_i1284eeONTIhgQ3Vgsb6K5ckjavnvDJKvSWF_60Lf/s320/arsitek-01.jpg

           

Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.

"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).

Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

 

Kesimpulannya :

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Di sisi lain manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang.

Setiap daerah mempunyai masing-masing bentuk, cara, dan tradisi dalam membina suatu kebudayaan agar budaya mereka tetap bertahan, arsitek pun juga berperan penting dalam membangun budaya dalam segi pembangunan daerah. Maka dari itu seorang arsitek (manusia) harus menghargai kebudayaan yang telah terjaga oleh anak bangsa agar tetap dan selalu ada untuk generasi penerus kita.

 

Sumber:

- http://ridwan202.wordpress.com

- http://id.wikipedia.org     

 

ON THE JOB TRAINING MAINTENANCE JALAN

TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN JENIS PERKERASAN JALAN 1.1    Latar Belakang Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang s...