Selasa, 09 Mei 2023

ON THE JOB TRAINING MAINTENANCE JALAN

TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN
DAN JENIS PERKERASAN JALAN


1.1   Latar Belakang

Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang  kelancaran pengiriman barang di suatu kawasan industri ataupun didalam industrinya tersebut. Ketersediaan jalan yang baik dan stabil berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas. Tingginya lalu lintas kendaraan sebagai akibat pertumbuhan suatu perusahaan atau indsutri dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Diperlukan penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Pertumbuhan industri yang begitu cepat akibat banyaknya permintaan barang material ataupun barang hasil produksi sehingga banyaknya lalulintas kendaraan berat yang melewati jalan tersebut, berdampak terhadap kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Oleh sebab itu  perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan disuatu kawasan industri yang lebih baik. 

PT. Mulia Industrindo Tbk adalah perusahaan multinasional Indonesia yang memproduksi berbagai macam bahan gelas. Perusahaan ini berdiri sejak 5 November tahun 1986 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 17 Januari 1994. Perusahaan memiliki dua anak perusahaan operasi, yaitu Muliaglass dan Muliakeramik. Muliaglass memproduksi kaca mengapung, wadah kaca, glass block, dan kaca pengaman. Sedangkan Muliakeramik Indahraya memproduksi baik lantai maupun dinding keramik.  Untuk menunjang operasional pengiriman bahan material untuk produksi dan hasil produksi, maka dibutuhkan  sarana  dan prasarana  yang  memadai  untuk  mendukung  segala  aktifitas pengiriman bahan material dan hasil produksi.

Selama  ini  penanganan kerusakan  jalan  yang  dilakukan  pada Jalan Mulia Industrindo Raya sebatas  pemeliharaan,  yaitu  dengan perbaikan fungsional pada permukaan jalan yang rusak. Namun penanganan tersebut tidak dibekali dengan metode yang baik untuk perawatan jalan. Karena selama ini perawatan jalan didalam kawasan Mulia Industri hanya dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian dalam perawatan jalan. Karna sebab TRANER ingin memberikan metode bagaimana caranya untuk perbaikan jalan yang baik dan benar, serta bahan apa saja yang diperlukan untuk memperbaiki jalan didalam kawasan Mulia Industri.  


1.2    Rumusan Masalah

Ruas jalan Mulia Industri Raya merupakan salah satu jalur penting yang menghubungkan antar plan dan jalan utama Tegal Gede. Adapun perumusan masalah yang akan dilakukan untuk melakukan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1.  Belum Adanya metode perbaikan jalan yang diberikan kepada karyawan ataupun pihak ketiga.
  2. Teknik perbaikan apakah yang tepat untuk penanganan kerusakan yang terjadi pada Jalan Mulia Industri Raya?
  3. Material apakah yang baik dan cocok untuk maintenance jalan di ulia Industri?


1.3   Tujuan

  • Mendapatkan metode yang baik dan benar dalam repair jalan Mulia Industri Raya
  • Mendapatkan serta mengetahui teknik pekerjaan yang benar dalam repair jalan
  • Mengetahui material yang digunakan untuk repair jalan
  • Menambah pengetahuan dan wawasan tentang teknik perbaikan jalan.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Jenis Konstruksi Perkerasan

Berdasarkan  bahan  pengikatnya  konstruksi  perkerasan  jalan  dapat  dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1.      Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan  lentur  adalah  konstruksi  perkerasan  yang  terdiri  dari  lapisan-lapisan perkerasan  yang  dihampar  diatas  tanah  dasar  yang  dipadatkan.  Lapisan  tersebut dapat    menggunakan aspal    sebagai    bahan    pengikat. Kekuatan konstruksi perkerasan  ini  ditentukan  oleh  kemampuan  penyebaran  tegangan  tiap  lapisan, yang  ditentukan  oleh  tebal  lapisan  tersebut  dan  kekuatan  tanah  dasar  yang diharapkan.Struktur  perkerasan  beraspal  pada  umumnya  terdiri  atas:  Lapisan Tanah  Dasar  (subgrade),  Lapis  Pondasi  Bawah  (Subbase),  Lapis  Pondasi  Atas (Base)  dan  Lapis  Permukaan  (Surface).    Struktur  perkerasan  aspal  dapat    dilihat pada Gambar 2.1.

 



 

Gambar 2.1 Struktur Perkerasan Lentur

 

 

2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan  kaku  adalah  perkerasan  yang  menggunakan  semen  sebagai  bahan pengikat.  Beton  dengan  tulangan  atau  tanpa  tulangan  diletakkan  di  atas  lapis pondasi  bawah  atau  langsung  di  atas  tanah  dasar  yang  sudah  disiapkan,  dengan atau tanpa lapisan aspal sebagai lapis permukaan. Perkerasan  beton  mempunyai  kekakuan  atau  modulus  elastisitas  yang  tinggi  dari perkerasan  lentur.  Beban  yang  diterima  akan  disebarkan  ke  lapisan  dibawahnya sampai  ke  lapis  tanah  dasar.  Dengan  kekakuan  beton  yang  tinggi,  maka  beban yang  disalurkan  tersebut  berkurang  tekanannya  karena  makin  luasnya  areal  yang menampung tekanan beban sehingga mampu dipikul oleh lapisan dibawah (tanah dasar) sesuai dengan kemampuan CBR.

Pelat  beton  semen  mempunyai  sifat  yang  cukup  kaku  serta  dapat menyebarkan beban  padabidang  yang  luas  dan  menghasilkan  tegangan  yang  rendah  pada lapisan-lapisan  dibawahnya.Untuk tingkat  kenyaman  yang  tinggi, biasanya perkerasan kaku dilapisin perkerasan beraspal.Struktur  perkerasan kakupada  umumnya  terdiri  atas:  Lapisan  Tanah  Dasar (subgrade),  pelat  beton  dan  lapis  permukaan.Struktur  perkerasan kakuyang dilapisin perkerasan beraspaldapat  dilihat pada Gambar 2.2.

 

 

 

Gambar 2.2. Struktur Perkersan Kaku yang Dilapisi Aspal (Komposit)

 

2.1.2 Jenis Kerusakan Jalan

Jenis  kerusakan  jalan  pada  perkerasandapat  dikelompokan  menjadi  2  macam, yaitu kerusakan fungsional dan kerusakan struktural.

1.      Kerusakan Fungsional

Kerusakan fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi jalan tersebut. Kerusakan ini dapat berhubungan atau tidak dengan kerusakan structural.  Pada  kerusakan  fungsional, perkerasan jalan masih mampu menahan beban yang bekerja namun tidak memberikan tingkat kenyamanan dan  keamanan  seperti  yang  diinginkan. Untuk itu lapis  permukaan  perkerasan  harus  dirawat  agar  tetapdalam  kondisi  baik dengan  menggunakan  metode  perbaikan  standar  Direktorat  Jendral  Bina  Marga 1995.

 

 

 

Gambar 2.3. Contoh Kerusakan Fungsional (Aspal)

 

 

2.      Kerusakan Struktural

Kerusakan   struktural   adalah   kerusakan   pada   struktur   jalan, sebagian   atau seluruhnya yang menyebabkan perkerasan jalan tidak lagi mampu menahan beban yang bekerja diatasnya. Untuk itu perlu adanya perkuatan struktur dari perkerasan dengan  cara  pemberian  pelapisan  ulang  (overlay),  perbaikan  dengan  perkerasan kaku  (rigid  pavement),  dan  perbaikan dengan  CTRB  (Cement  Treated  Recycling Base).

 

 

Gambar 2.4. Contoh Kerusakan struktural (Aspal)

 

2.1.3   Jenis Penanganan Kerusakan Jalan

2.1.3.1  Metode Perbaikan Standar

Penanganan  kerusakan  jalan  pada lapisan  lentur  menggunakan  metode  perbaikan standar Direktorat Jendral Bina Marga 1995.

Jenis-jenis metode penanganan tiap-tiap kerusakan adalah :

1.Metode Perbaikan P1 (Penebaran Pasir)

 

 

Gambar 2.5. Jalan kegemukan Aspal/Kejenuhan Aspal

 

 

 

 

  

 

a)Jenis kerusakan yang ditangani :

Lokasi-lokasi kegemukan aspal terutama pada tikungan dan tanjakan.

 

 

Gambar 2.6. Jalan kegemukan Aspal/Kejenuhan Aspal

 

b)Langkah penanganannya:

-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan.

-Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki.

-Membersihkan daerah dengan air compressor.

-Menebarkan   pasir   kasar   atau   agregat   halus   (tebal   >   10mm)   di   atas permukaan yang terpengaruh kerusakan.

-Melakukan pemadatan dengan pemadat ringan (1 -2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%).

 

2.Metode Perbaikan P2 (Pelaburan Aspal Setempat)

 

 

 

Gambar 2.7. Teknik pelaburan aspal

 

  

 

a)Jenis kerusakan yang ditangani :

-Kerusakan tepi bahu jalan beraspal

-Retak buaya < 2mm-Retak garis lebar< 2mm-Terkelupas

 

 

Gambar 2.8. Teknik pelaburan aspal

 

b)Langkah penanganannya :

-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan.

-Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan air compressor, permukaan jalan harus bersih dan kering.

-Menyemprotkan dengan aspal keras sebanyak 1,5 kg/m2dan untuk cut back 1 liter/m2.

-Menebarkan pasir kasar atau agregat halus 5 mm hingga rata.

-Melakukan  pemadatan  mesin pneumatic sampai  diperoleh  permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%).

 

3.Metode Perbaikan P3 (Pelapisan Retakan)

 

 

Gambar 2.9. Teknik pelaburan aspal

 

 

 

a)Jenis kerusakan yang ditangani :

Lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar retakan < 2mm

 

 

 

Gambar 3.0 Teknik pelaburan aspal

 

b)Langkah penanganannya :

-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan.

-Membersihkan   bagian   yang   akan   ditangani   dengan air   compressor,sehingga permukaan jalan bersih dan kering.

-Menyemprotkan tack coat(0,2 liter/m2di daerah yang akan di perbaiki).

-Menebar dan meratakan  campuran  aspal  beton  pada  seluruh  daerah  yang telah  diberi tanda.

-Melakukan pemadatan ringan (1 –2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata dan kepadatan optimum (kepadatan 95%)

 

4. Metode Perbaikan P4 (Pengisian Retak)

a)Jenis kerusakan yang ditangani :

Lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar retakan > 2 mm

b)Langkah penanganannya :

-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan.

-Membersihkan   bagian   yang   akan   ditangani   dengan air   compressor, sehingga permukaan jalan bersih dan kering.

-Mengisi  retakan  dengan  aspal cut  back2  liter/m2 menggunakan  aspal sprayeratau dengan tenaga manusia.

-Menebarkan pasir kasar pada retakan yang telah diisi aspal (tebal 10 mm)

-Memadatkan minimal 3 lintasan dengan baby roller.

 

5.Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)

a)Jenis kerusakan yang ditangani :

-Lubang kedalaman > 50 mm

-Keriting kedalaman > 30 mm

-Alur kedalaman > 30 mm

-Ambles kedalaman > 50 mm

-Jembul kedalaman > 50 mm

-Kerusakan tepi perkerasan jalan, dan

-Retak buaya lebar > 2mm

 

b)Langkah penanganannya :

-Menggali material sampai mencapai lapisan dibawahnya

.-Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan tenaga manusia.

-Menyemprotkan lapis resap pengikat prime coatdengan takaran 0.5liter/m2.

-Menebarkan  dan memadatkan  campuran  aspal  beton  sampai  diperoleh permukaan yang rata.

-Memadatkan dengan baby roller(minimum 5 lintasan).

6.Metode Perbaikan P6 (Perataan)a)Jenis kerusakan yang ditangani :

-Lokasi keriting dengan kedalaman < 30 mm

-Lokasi lubang dengan kedalaman < 50 mm

-Lokasi alur dengan kedalaman < 30 mm

-Lokasi terjadinya penurunan dengan kedalaman < 50 mm

-Lokasi jembul dengan kedalaman < 50 mmb)Langkah penanganannya :

-Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan tenaga manusia.-Melaburkan tack coat0,5 5l iter/m2.-Menaburkan   campuran   aspal   beton   kemudian   memadatkannya   sampai diperoleh permukaan yang rata.-Memadatkandengan baby roller(minimum 5 lintasan).

 


Senin, 08 Mei 2023

TRAINING MAINTENANCE MANAGEMENT

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PERAWATAN



gambar 1.1 Urutan Masalah


A. PENGERTIAN MAINTENANCE

Maintenance / perawatan, adalah kombinasi aktivitas teknis, administrasi dan pengawasan yang dilakukan untuk menjaga sedekat mungkin dan selama mungkin suatu alat/mesin ke kondisi aslinya dengan cara memeriksa secara rutin kondisinya baik itu priodik atau fix dated.


B. TUJUAN MAINTENANCE

1.     Untuk meningkatkan keandalan fungsional fasilitas.

2.     Untuk memaksimalkan masa pakai peralatan.

3.     Untuk memaksimalkan kapasitas produksi dari peralatan yang diberikan.

4.     Untuk meminimalkan total biaya produksi dan perawatan.

5.     Untuk memperkecil frekuensi gangguan proses produksi oleh kerusakan.

6.     Untuk meningkatkan keamanan tenaga kerja.

7.     Konsistensi proses maintenance tercermin oleh lancarnya proses produksi.


gambar 1.2  Fungsi Maintenance


C. PENTINGNYA MAINTENANCE

  1. Membantu mengidentifikasi penyebab kegagalan, misalnya apakah kegagalan disebabkan oleh cacat desain, atau kegagalan karena aus atau bahkan human error.
  2. Proses Ini juga membantu dalam menentukan jenis keputusan pemeliharaan dan perawatan seperti penggantian dan perbaikan.
  3. Proses Ini memberikan informasi yang diperlukan mengenai lifetime dan keandalan peralatan.
  4. Dengan bantuan alat (Maintenace) ini, manajemen penyediaan  suku cadang dapat di atur dengan efisien.

gambar 1.3  Diagram Life Time aset


D. JENIS-JENIS MAINTENANCE

1.  Planned Maintenance (Perawatan ter-rencana)

A. Preventive maintenance (perawatan pencegahan)

B. corrective Maintenance (Perawatan koreksi)

C. Prédictive Maintenance (Perawatan Prediktif)

2. Improvement Maintenance (perawatan pengembangan)

3. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)



gambar 1.4  Diagram Planned Maintenace

  1. Planned Maintenance (Perawatan ter-rencana)

Planned maintenance/Pemeliharaan Terencana  - Dalam pemeliharaan terencana, tindakan pemeliharaan dilakukan dengan beberapa pemikiran kedepan, perencanaan sebelumnya, pencatatan dan pengendalian tindakan.
Metode Ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:
a. Preventive maintenance (perawatan pencegahan)
b. corrective Maintenance (Perawatan koreksi)
c. Predictive Maintenance (Perawatan terprediksi)


Gambar 1.5 Preventive Maintenance


a. PREVENTIVE MAINTENANCE

PM didefinisikan sebagai perawatan pencegahan / pemeliharaan yg dilakukan pada interval/ kriteria yang telah ditentukan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan atau penurunan fungsi dan efek terbatas Contoh Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection), pembersihan (cleaning), pengencangan (tightening) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi PM

  1. Kebutuhan akan jumlah staf yang memadai di bagian perawatan untuk melakukan perawatan jenis ini.
  2. Kualifikasi dan keterampilan staf yang dibutuhkan, yang dapat diperoleh melalui pelatihan.
  3. Dukungan dan komitmen dari manajemen eksekutif terhadap program PM.
  4. Perencanaan dan penjadwalan program PM yang tepat.
  5. Kemampuan untuk menerapkan program PM dengan benar.


Gambar 1.6 Corective Maintenance

b. CORECTIVE MAINTENANCE

Pemeliharaan Koreksi (CM) adalah tindakan seperti perbaikan, penggantian, atau pemulihan yang akan dilakukan setelah ditemukan terjadinya kegagalan fungsi suatu parts, maintenance ini dapat di bagi menjadi 3 tahap;
1. Remedial maintenance

Remedial maintenance, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan sumber kegagalan tanpa mengganggu kontinuitas proses produksi.

2. Deferred maintenance

Pemeliharaan ditangguhkan, yaitu seperangkat kegiatan pemeliharaan korektif yang tidak segera dimulai setelah terjadinya kegagalan namun tertunda sedemikian rupa sehingga tidak akan mempengaruhi proses produksi.

3. Shutdown corrective maintenance

Pemeliharaan perbaikan shutdown, yang merupakan serangkaian kegiatan pemeliharaan korektif yang dilakukan saat lini produksi dalam situasi penghentian total (saat tidak produksi)


Empat langkah penting dalam  melakukan kegiatan pemeliharaan korektif

a)     Deteksi kesalahan.

b)    Isolasi kesalahan.

c)     Penghapusan kesalahan

d)    Verifikasi eliminasi kesalahan. Pada tahap eliminasi kesalahan beberapa tindakan dapat dilakukan seperti menyesuaikan, menyelaraskan, mengkalibrasi, mengolah ulang, melepaskan, mengganti atau merenovasi


Pemeliharaan korektif memiliki beberapa prasyarat agar dapat dilakukan secara efektif:

a)     Akurasi identifikasi masalah yang baru jadi.

b)    Perencanaan efektif yang bergantung pada keterampilan perencana, tersedianya database perawatan yang dikembangkan dengan baik tentang waktu standar untuk diperbaiki, prosedur perbaikan yang lengkap, dan keterampilan kerja, alat, suku cadang dan peralatan yang dibutuhkan.

c)     Prosedur perbaikan yang tepat.

d)    Waktu yang cukup untuk memperbaiki.

e)     Verifikasi perbaikan.






c. PREDICTIVE MAINTENACE

Pemeliharaan prediktif adalah aktivitas maintenance yang bertujuan mendeteksi perubahan kondisi fisik peralatan (tanda kegagalan) untuk selanjutnya dilaksanakan action lanjutan yang tepat untuk memaksimalkan masa pakai peralatan tanpa meningkatkan risiko kegagalan. 


ON THE JOB TRAINING MAINTENANCE JALAN

TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN JENIS PERKERASAN JALAN 1.1    Latar Belakang Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang s...