TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN
JALAN
DAN JENIS PERKERASAN JALAN
1.1 Latar Belakang
Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang kelancaran pengiriman barang di suatu kawasan industri ataupun didalam industrinya tersebut. Ketersediaan jalan yang baik dan stabil berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas. Tingginya lalu lintas kendaraan sebagai akibat pertumbuhan suatu perusahaan atau indsutri dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Diperlukan penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Pertumbuhan industri yang begitu cepat akibat banyaknya permintaan barang material ataupun barang hasil produksi sehingga banyaknya lalulintas kendaraan berat yang melewati jalan tersebut, berdampak terhadap kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan disuatu kawasan industri yang lebih baik.
PT. Mulia Industrindo Tbk adalah perusahaan multinasional Indonesia yang memproduksi berbagai macam bahan gelas. Perusahaan ini berdiri sejak 5 November tahun 1986 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 17 Januari 1994. Perusahaan memiliki dua anak perusahaan operasi, yaitu Muliaglass dan Muliakeramik. Muliaglass memproduksi kaca mengapung, wadah kaca, glass block, dan kaca pengaman. Sedangkan Muliakeramik Indahraya memproduksi baik lantai maupun dinding keramik. Untuk menunjang operasional pengiriman bahan material untuk produksi dan hasil produksi, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung segala aktifitas pengiriman bahan material dan hasil produksi.
Selama ini penanganan kerusakan jalan yang dilakukan pada Jalan Mulia Industrindo Raya sebatas pemeliharaan, yaitu dengan perbaikan fungsional pada permukaan jalan yang rusak. Namun penanganan tersebut tidak dibekali dengan metode yang baik untuk perawatan jalan. Karena selama ini perawatan jalan didalam kawasan Mulia Industri hanya dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian dalam perawatan jalan. Karna sebab TRANER ingin memberikan metode bagaimana caranya untuk perbaikan jalan yang baik dan benar, serta bahan apa saja yang diperlukan untuk memperbaiki jalan didalam kawasan Mulia Industri.
1.2
Rumusan Masalah
Ruas jalan Mulia Industri Raya merupakan salah satu jalur penting yang menghubungkan antar plan dan jalan utama Tegal Gede. Adapun perumusan masalah yang akan dilakukan untuk melakukan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Belum Adanya metode perbaikan jalan yang diberikan kepada karyawan ataupun pihak ketiga.
- Teknik perbaikan apakah yang tepat untuk penanganan kerusakan yang terjadi pada Jalan Mulia Industri Raya?
- Material apakah yang baik dan cocok untuk maintenance jalan di ulia Industri?
1.3 Tujuan
- Mendapatkan metode yang baik dan benar dalam repair jalan Mulia Industri Raya
- Mendapatkan serta mengetahui teknik pekerjaan yang benar dalam repair jalan
- Mengetahui material yang digunakan untuk repair jalan
- Menambah pengetahuan dan wawasan tentang teknik perbaikan jalan.
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Jenis Konstruksi Perkerasan
Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Perkerasan
Lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan lentur adalah konstruksi perkerasan yang terdiri dari lapisan-lapisan
perkerasan yang dihampar diatas tanah dasar yang dipadatkan. Lapisan tersebut
dapat menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Kekuatan konstruksi
perkerasan ini ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan tiap lapisan,
yang ditentukan oleh tebal lapisan tersebut dan kekuatan tanah dasar yang
diharapkan.Struktur perkerasan beraspal pada umumnya terdiri atas: Lapisan
Tanah Dasar (subgrade), Lapis Pondasi Bawah (Subbase), Lapis Pondasi Atas
(Base) dan Lapis Permukaan (Surface). Struktur perkerasan aspal dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Gambar
2.1 Struktur Perkerasan Lentur
2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Perkerasan kaku adalah perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan
pengikat. Beton dengan tulangan atau tanpa tulangan diletakkan di atas lapis
pondasi bawah atau langsung di atas tanah dasar yang sudah disiapkan, dengan
atau tanpa lapisan aspal sebagai lapis permukaan. Perkerasan beton mempunyai kekakuan atau modulus elastisitas yang tinggi dari
perkerasan lentur. Beban yang diterima akan disebarkan ke lapisan dibawahnya
sampai ke lapis tanah dasar. Dengan kekakuan beton yang tinggi, maka beban
yang disalurkan tersebut berkurang tekanannya karena makin luasnya areal yang
menampung tekanan beban sehingga mampu dipikul oleh lapisan dibawah (tanah
dasar) sesuai dengan kemampuan CBR.
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat
menyebarkan
beban padabidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada
lapisan-lapisan dibawahnya.Untuk tingkat kenyaman yang tinggi,
biasanya perkerasan kaku dilapisin perkerasan
beraspal.Struktur perkerasan kakupada umumnya terdiri atas: Lapisan Tanah Dasar
(subgrade), pelat beton dan lapis permukaan.Struktur perkerasan
kakuyang dilapisin perkerasan beraspaldapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Struktur Perkersan Kaku yang
Dilapisi Aspal (Komposit)
2.1.2 Jenis Kerusakan Jalan
Jenis kerusakan jalan pada perkerasandapat dikelompokan menjadi 2 macam,
yaitu kerusakan fungsional dan kerusakan struktural.
1. Kerusakan
Fungsional
Kerusakan
fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi jalan tersebut. Kerusakan ini dapat berhubungan atau tidak
dengan kerusakan structural. Pada kerusakan fungsional,
perkerasan jalan masih mampu menahan beban yang bekerja namun tidak memberikan
tingkat kenyamanan
dan keamanan seperti yang diinginkan.
Untuk itu lapis permukaan perkerasan harus dirawat agar tetapdalam kondisi baik
dengan menggunakan metode perbaikan standar Direktorat Jendral Bina Marga
1995.
Gambar 2.3. Contoh Kerusakan Fungsional
(Aspal)
2. Kerusakan
Struktural
Kerusakan struktural adalah kerusakan pada struktur jalan,
sebagian atau seluruhnya yang menyebabkan perkerasan jalan
tidak lagi mampu menahan beban yang bekerja diatasnya. Untuk itu perlu adanya
perkuatan struktur dari perkerasan dengan cara pemberian pelapisan ulang (overlay), perbaikan dengan perkerasan
kaku (rigid pavement), dan perbaikan
dengan CTRB (Cement Treated Recycling
Base).
Gambar 2.4. Contoh Kerusakan struktural
(Aspal)
2.1.3 Jenis
Penanganan Kerusakan Jalan
2.1.3.1 Metode
Perbaikan Standar
Penanganan kerusakan jalan pada
lapisan lentur menggunakan metode perbaikan
standar Direktorat Jendral Bina Marga 1995.
Jenis-jenis metode penanganan tiap-tiap
kerusakan adalah :
1.Metode Perbaikan P1 (Penebaran Pasir)
Gambar 2.5. Jalan kegemukan
Aspal/Kejenuhan Aspal
a)Jenis kerusakan yang ditangani :
Lokasi-lokasi kegemukan aspal terutama pada tikungan dan tanjakan.
Gambar 2.6. Jalan kegemukan
Aspal/Kejenuhan Aspal
b)Langkah penanganannya:
-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material
ke lapangan.
-Memberikan tanda pada jalan yang akan
diperbaiki.
-Membersihkan daerah dengan air compressor.
-Menebarkan pasir kasar atau agregat halus (tebal > 10mm) di atas
permukaan yang terpengaruh kerusakan.
-Melakukan
pemadatan dengan pemadat ringan (1 -2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata
dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%).
2.Metode Perbaikan P2 (Pelaburan Aspal
Setempat)
Gambar 2.7. Teknik
pelaburan aspal
a)Jenis kerusakan yang ditangani :
-Kerusakan tepi bahu jalan beraspal
-Retak buaya < 2mm-Retak garis lebar<
2mm-Terkelupas
Gambar 2.8. Teknik
pelaburan aspal
b)Langkah penanganannya :
-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material
ke lapangan.
-Membersihkan
bagian yang akan ditangani dengan air compressor, permukaan jalan harus bersih
dan kering.
-Menyemprotkan dengan aspal keras sebanyak
1,5 kg/m2dan untuk cut back 1 liter/m2.
-Menebarkan pasir kasar atau agregat halus 5
mm hingga rata.
-Melakukan pemadatan mesin
pneumatic sampai diperoleh permukaan yang rata dan
mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%).
3.Metode Perbaikan P3 (Pelapisan Retakan)
Gambar 2.9. Teknik
pelaburan aspal
a)Jenis kerusakan yang ditangani :
Lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar
retakan < 2mm
Gambar 3.0 Teknik pelaburan
aspal
b)Langkah penanganannya :
-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material
ke lapangan.
-Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan
air compressor,sehingga permukaan jalan bersih dan kering.
-Menyemprotkan
tack coat(0,2 liter/m2di daerah yang akan di perbaiki).
-Menebar
dan
meratakan campuran aspal beton pada seluruh daerah yang
telah diberi tanda.
-Melakukan
pemadatan ringan (1 –2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata dan kepadatan
optimum (kepadatan 95%)
4. Metode Perbaikan P4 (Pengisian Retak)
a)Jenis kerusakan yang ditangani :
Lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar
retakan > 2 mm
b)Langkah penanganannya :
-Memobilisasi peralatan, pekerja dan material
ke lapangan.
-Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan
air compressor, sehingga permukaan jalan bersih dan kering.
-Mengisi retakan dengan aspal
cut back2 liter/m2 menggunakan aspal
sprayeratau dengan tenaga manusia.
-Menebarkan pasir kasar pada retakan yang
telah diisi aspal (tebal 10 mm)
-Memadatkan minimal 3 lintasan dengan baby
roller.
5.Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)
a)Jenis kerusakan yang ditangani :
-Lubang kedalaman > 50 mm
-Keriting kedalaman > 30 mm
-Alur kedalaman > 30 mm
-Ambles kedalaman > 50 mm
-Jembul kedalaman > 50 mm
-Kerusakan tepi perkerasan jalan, dan
-Retak buaya lebar > 2mm
b)Langkah penanganannya :
-Menggali material sampai mencapai lapisan
dibawahnya
.-Membersihkan bagian yang akan ditangani
dengan tenaga manusia.
-Menyemprotkan lapis resap pengikat prime
coatdengan takaran 0.5liter/m2.
-Menebarkan dan
memadatkan campuran aspal beton sampai diperoleh
permukaan yang rata.
-Memadatkan dengan baby roller(minimum 5
lintasan).
6.Metode
Perbaikan P6 (Perataan)a)Jenis kerusakan yang ditangani :
-Lokasi
keriting dengan kedalaman < 30 mm
-Lokasi
lubang dengan kedalaman < 50 mm
-Lokasi
alur dengan kedalaman < 30 mm
-Lokasi
terjadinya penurunan dengan kedalaman < 50 mm
-Lokasi
jembul dengan kedalaman < 50 mmb)Langkah penanganannya :
-Membersihkan
bagian yang akan ditangani dengan tenaga manusia.-Melaburkan tack coat0,5 5l
iter/m2.-Menaburkan campuran aspal beton kemudian memadatkannya sampai
diperoleh permukaan yang rata.-Memadatkandengan baby roller(minimum 5
lintasan).